Pertanyaan ini spekulasi, karena kita tidak atau belum pernah bertemu dengan satupun mahluk berakal angkasa luar. Jadi, karena tidak pernah bertemu, maka kemungkinan jawabannya bisa tidak bisa ada. Lalu bagaimana peran manusia di alam semesta ini?. Apakah Al Qur’an menjelaskan atau setidaknya menerangkan keberadaan mahluk berakal, selain yang ada di bumi yang kita tinggali ini?.
Berdasarkan Teori Kemungkinan.
Ada sejumlah bintang yang sangat-sangat banyak di luar galaksi kita. Yang bisa dideteksi saja mencapai 70 ribu juta-juta. Jadi, kemungkinan 0,000.000.01% (sepermilyar persen) saja asumsi ini dibangun, masih akan ditemukan sekian-sekian kemungkinan adanya mahluk berakal selain kita. Statistik cenderung akan mengatakan kemungkinan itu ada. Jadi, bisa diambil kesimpulan kemungkinan itu ada.
Apakah ada mahluk lain, di luar bumi?. Hewan melata atau virus, atau jasad renik lainnya?. Jawabnya, kemungkinan ini jelas lebih besar lagi. Karena, mahluk lain bisa jadi hidup dengan kondisi yang lebih sederhana dengan fasilitas yang mungkin tidak selengkap dan sesempurna bumi, sebagai tempat yang memungkinkan berkembangnya mahluk hidup.
Berdasarkan logika saja.
Alam ini begitu luasnya, sangat jauh lebih luas dari perkiraan-perkiraan manusia. Awalnya manusia berpikir bahwa, bumi itu datar. Bumi berada di atas kura-kurau. Peradaban berkembang, manusia menduga bahwa bumi adalah pusat alam semesta. Kemudian, kini manusia paham bahwa manusia tinggal di bumi yang ada di satu galaksi saja di antara jutaan galaksi di alam semesta. Kemudian manusia mengerti bahwa kita ternyata tinggal hanya di salah satu sisi galaksi di tepi alam semesta yang terus meluas dengan kecepatan tinggi di mana jarak satu titik dengan titik galaksi lainnya saling menjauh seperti titik-titik permukaan balon yang ditiup mengembang.
Kalaupun ada mahluk berakal di tempat lain di sisi alam semesta lainnya, jaraknya semakin jauh. Untuk bisa menembusnya, diperlukan pengetahuan dan teknologi yang harus sangat maju. Ilmuwan berpikir bahwa ada cara untuk menembusnya, baik melalui pintu doraemon (pintu kemana saja) atau melalui stargate, teleportasi, lubang cacing (worm hole), dan lain sebagainya. Paling tidak film-film fiksi sains memvisualisasikan kemungkinan ini.
Cerdas atau tidakkah diluar bumi ?
Ada 2 pandangan, misalnya:
Fahmi Basya (Dosen UIN Jakarta) yang terkenal dengan pelatihan spiritual dan matematika Al Qur’annya menjelaskan (dan tampaknya beliau percaya) bahwa mahluk di luar bumi itu ada. Soal cerdas atau tidak, tampaknya percaya juga bahwa mahluk luar bumi dan bukan berasal dari bumi itu memiliki kecerdasan.
Ayat yang mendukungnya adalah QS 65:12 At Thaalaq yang berbunyi :* Allah Yang menciptakan tujuh langit dan sebagian bumi seperti mereka, Dia turunkan perintah antara keduanya, agar kamu ketahui bahwa Allah atas tiap sesuatu Berkuasa, dan sesungguhnya Allah sungguh meliputi karakter tiap sesuatu dengan Ilmu (Versi Fahmi Basya)
* Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu. (Versi Depag)
* Allah is He Who created seven heavens, and of the earth the like of them; the decree continues to descend among them, that you may know that Allah has power over all things and that Allah indeed encompasses all things in (His) knowledge. (http://etext.virginia.edu)
* GOD created seven universes and the same number of earths. The commands flow among them. This is to let you know that GOD is Omnipotent, and that GOD is fully aware of all things. (http://www.submission.org/suras/sura65.html)
Sebaliknya yang meyakini makhluk itu ada tetapi tidak berakal atau lebih rendah tingkatan dari manusia adalah berdasarkan ayat berikut:
Surat Al Jaatsiyah (QS 45 : 13 )
Dan Dia menundukkan untukmu apa yg ada di langit dan apa yg ada di bumi semuanya, sebagai rahmat dari padaNya.Sesungguhnya pada yg demikian itu benar2 terdapat tanda2 kekuasaan Allah bagi kaum yg berfikir.
Dengan surat ini cukup jelas bahwa manusia adalah makhluk yg berkuasa pada sesuatu di langit dan di bumi secara merata.Ini mengartikan bahwa kita satu-satunya makhluk yg berakal di bumi maupun di langit.